Profil Desa Kebutuh

Ketahui informasi secara rinci Desa Kebutuh mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Kebutuh

Tentang Kami

Profil Desa Kebutuh, Kecamatan Bukateja, pusat utama kerajinan sangkar burung berkualitas di Purbalingga. Mengulas tuntas potensi UMKM kreatif ini, sinergi dengan sektor pertanian yang kokoh, peran BUMDes, serta data demografis desa yang dinamis.

  • Sentra Kerajinan Sangkar Burung

    Desa Kebutuh dikenal luas sebagai pusat produksi sangkar burung artistik, dengan puluhan pengrajin yang memiliki keahlian turun-temurun dalam mengolah kayu dan bambu menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.

  • Ekonomi Kreatif Berbasis Keterampilan Lokal

    Perekonomian desa secara signifikan ditopang oleh industri kreatif ini, yang berjalan melalui model UMKM dan didukung oleh BUMDes untuk pemasaran dan pengembangan usaha.

  • Fondasi Agraris yang Kokoh

    Di samping industri kerajinannya, Desa Kebutuh tetap mempertahankan sektor pertanian yang produktif sebagai jaring pengaman ekonomi dan sumber ketahanan pangan bagi warganya.

Pasang Disini

Di salah satu sudut Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga, terdengar irama kerja yang khas. Bukan deru mesin pabrik, melainkan suara gergaji, serutan kayu dan ketukan palu yang teliti. Inilah Desa Kebutuh, sebuah kawasan yang telah menjelma menjadi sentra utama kerajinan sangkar burung, di mana keterampilan tangan warganya mengubah kayu dan bambu menjadi karya seni yang diminati para kicau mania di berbagai penjuru. Desa ini membuktikan bahwa ekonomi kreatif dapat tumbuh subur berdampingan dengan sektor agraris yang tetap kokoh, menciptakan sebuah ekosistem ekonomi yang dinamis dan berakar kuat pada kearifan lokal.

Keunggulan Desa Kebutuh terletak pada kemampuannya mengubah hobi dan keterampilan tradisional menjadi sebuah industri yang terorganisir. Melalui sentuhan seni dan ketekunan, para pengrajin tidak hanya membangun sangkar, tetapi juga membangun reputasi desa sebagai produsen terpercaya, menjadikan Kebutuh sebagai salah satu pilar ekonomi kreatif di Purbalingga per Juni 2025.

Seni Ukir dalam Sangkar: Ikon Ekonomi Kreatif Desa Kebutuh

Jantung perekonomian modern Desa Kebutuh berdetak di dalam puluhan bengkel kerja (workshop) para pengrajin sangkar burung. Industri ini bukan sekadar pekerjaan sampingan, melainkan telah menjadi profesi utama yang menopang kehidupan banyak keluarga. Keahlian yang diwariskan secara turun-temurun ini menghasilkan produk yang tidak hanya fungsional, tetapi juga memiliki nilai estetika tinggi.

Proses Produksi Penuh Keterampilan

Proses pembuatan sangkar burung di Desa Kebutuh merupakan perpaduan antara teknik pertukangan dan seni ukir. Tahapannya meliputi:

  1. Pemilihan Bahan
    Para pengrajin sangat selektif dalam memilih bahan baku, biasanya menggunakan kayu jati, mahoni, atau bambu berkualitas untuk menjamin kekuatan dan keawetan sangkar.
  2. Pembuatan Kerangka
    Kayu dan bambu dipotong dan dirakit dengan presisi tinggi untuk membentuk kerangka utama dan ruji (jeruji) sangkar.
  3. Seni Ukir (Finishing)
    Inilah yang menjadi nilai jual utama. Banyak sangkar yang dihiasi dengan ukiran-ukiran rumit bermotif flora, fauna, atau kaligrafi, yang menuntut keahlian dan kesabaran tingkat tinggi.
  4. Pengecatan dan Pernis
    Tahap akhir ialah proses pengecatan atau pelapisan pernis (plitur) untuk memperindah tampilan sekaligus melindungi sangkar dari cuaca.

Model Bisnis dan Peran BUMDes "Maju Sejahtera"

Industri ini berjalan dalam model UMKM perorangan atau kelompok kecil. Produk mereka dipasarkan melalui berbagai saluran, mulai dari penjualan langsung kepada pembeli lokal, hingga dipasok ke toko-toko pakan dan perlengkapan burung di kota-kota besar.

Untuk mendukung industri ini, Pemerintah Desa Kebutuh telah mengoptimalkan peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Maju Sejahtera. BUMDes ini berfungsi sebagai agregator yang membantu para pengrajin dalam beberapa aspek krusial, seperti:

  • Pemasaran Kolektif
    Membantu mempromosikan dan menjual produk secara kolektif, termasuk melalui platform online, untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
  • Pengadaan Bahan Baku
    Berupaya menyediakan bahan baku dengan harga yang lebih stabil bagi para pengrajin.
  • Standarisasi Kualitas
    Mendorong adanya standar kualitas untuk menjaga reputasi "Sangkar Kebutuh" di pasaran.

Geografis dan Demografi Masyarakat Pengrajin-Petani

Desa Kebutuh memiliki luas wilayah 126,82 hektare (1,27 km²), yang terdiri dari lahan pemukiman yang padat serta lahan pertanian. Lokasinya yang tidak terlalu jauh dari ibu kota Kecamatan Bukateja memberikan kemudahan akses untuk pemasaran produk dan pengadaan bahan baku.

Berdasarkan data kependudukan terbaru, Desa Kebutuh dihuni oleh 4.015 jiwa, terdiri dari 2.011 penduduk laki-laki dan 2.004 penduduk perempuan. Dengan luas wilayah tersebut, kepadatan penduduknya mencapai 3.166 jiwa per kilometer persegi, menjadikannya salah satu desa terpadat di Kecamatan Bukateja. Sebagian besar angkatan kerja laki-laki terlibat dalam industri kerajinan sangkar burung, sementara sektor pertanian juga tetap digeluti oleh banyak keluarga.

Secara administratif, Desa Kebutuh terbagi menjadi 3 Rukun Warga (RW) dan 17 Rukun Tetangga (RT). Kode Pos untuk desa ini adalah 53382.

Pertanian sebagai Jaring Pengaman Ekonomi

Meskipun industri sangkar burung menjadi ikonnya, Desa Kebutuh tidak pernah meninggalkan identitas agrarisnya. Sektor pertanian berfungsi sebagai jaring pengaman ekonomi yang fundamental. Lahan-lahan sawah yang ada tetap diolah secara produktif untuk menanam padi, yang hasilnya menjadi penopang utama ketahanan pangan keluarga.

Selain padi, di lahan tegalan juga ditanam berbagai komoditas palawija. Keberadaan sektor pertanian ini memberikan stabilitas ekonomi bagi warga. Ketika pasar kerajinan sedang lesu atau bahan baku sulit didapat, hasil dari ladang dan sawah memastikan bahwa kebutuhan dasar tetap terpenuhi. Sinergi antara kerajinan dan pertanian ini menciptakan model ekonomi desa yang tangguh dan seimbang.

Dinamika Sosial dan Transfer Keterampilan

Kehidupan sosial di Desa Kebutuh sangat dinamis dan komunal. Bengkel-bengkel kerja pengrajin tidak hanya menjadi tempat produksi, tetapi juga ruang interaksi sosial dan transfer ilmu. Proses regenerasi pengrajin terjadi secara alamiah. Keterampilan membuat sangkar diwariskan dari ayah ke anak, atau dari pengrajin senior ke pemuda yang magang di bengkel kerja.

Proses ini memastikan bahwa keahlian khas Desa Kebutuh tidak akan punah. Komunitas kicau mania lokal yang cukup aktif juga turut menggairahkan industri ini. Lomba-lomba burung berkicau yang sesekali diadakan menjadi ajang pameran tidak langsung bagi karya-karya terbaik para pengrajin.

Tantangan dan Prospek Masa Depan

Industri kerajinan sangkar burung di Desa Kebutuh menghadapi beberapa tantangan di masa depan:

  • Ketersediaan Bahan Baku
    Menurunnya ketersediaan kayu dan bambu berkualitas dengan harga terjangkau menjadi ancaman bagi keberlanjutan produksi.
  • Persaingan Produk Pabrikan
    Munculnya sangkar-sangkar berbahan fiber atau plastik yang diproduksi massal dengan harga lebih murah menjadi pesaing serius.
  • Inovasi Desain
    Kebutuhan untuk terus berinovasi dalam desain agar tidak monoton dan mampu memenuhi selera pasar yang terus berubah.

Namun peluang untuk berkembang masih sangat terbuka lebar:

  1. Penetrasi Pasar Online
    Mengoptimalkan e-commerce dan media sosial untuk menjual produk langsung ke konsumen akhir di seluruh Indonesia, yang dapat meningkatkan margin keuntungan secara signifikan.
  2. Pengembangan Merek Kolektif
    Memperkuat brand "Sangkar Kebutuh" sebagai jaminan kualitas dan keaslian seni ukir tangan, yang membedakannya dari produk pabrikan.
  3. Diversifikasi Produk
    Selain sangkar, para pengrajin dapat mengembangkan produk turunan dari kayu lainnya, seperti hiasan dinding, miniatur, atau perabotan kecil.
  4. Wisata Kerajinan
    Mengemas desa menjadi destinasi wisata edukasi, di mana pengunjung dapat melihat langsung proses pembuatan sangkar dan membeli produk langsung dari pengrajinnya.

Desa Kebutuh adalah cerminan dari kreativitas yang tak terbatas. Dari tangan-tangan terampil warganya, kayu dan bambu tak lagi sekadar material, melainkan kanvas bagi seni yang bernilai ekonomi. Dengan terus memadukan ketekunan agraris dan inovasi kerajinan, Kebutuh siap terbang lebih tinggi, membawa nama Purbalingga ke panggung ekonomi kreatif nasional.